ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN
1. PENGERTIAN PERNAPASAN
Pernapasan adalah proses keluar dan masuknya
udara ke dalam & keluar paru.
Pernapasan adalah proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas dalam
jaringan atau “pernafasan dalam” dan yang terjadi di dalam paru-paru yaitu
“pernapasan luar”.
Manusia
membutuhkan suply oksigen secara terus-menerus untuk proses respirasi sel, dan
membuang kelebihan karbondioksida sebagai limbah beracun produk dari proses
tersebut. Pertukaran gas antara oksigen dengan karbondioksida dilakukan agar
proses respirasi sel terus berlangsung. Oksigen yang dibutuhkan untuk proses
respirasi sel ini berasal dari atmosfer, yang menyediakan kandungan gas oksigen
sebanyak 21% dari seluruh gas yang ada. Oksigen masuk kedalam tubuh melalui
perantaraan alat pernapasan yang berada di luar. Pada manusia, alveolus yang
terdapat di paru-paru berfungsi sebagai permukaan untuk tempat pertukaran gas.
Proses
pembakaran zat makanan secara singkat ditunjukan pada baga berikut:
Zat Makanan(gula)
+ Oksigen à kabon doiksida + uap air + energi
2.
FUNGSI DAN STRUKTUR SISTEM RESPIRASI
Respirasi
adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O²) yang dibutuhkan tubuh untuk
metabolisme sel dan karbondioksida (CO²) yang dihasilkan dari metabolisme
tersebut dikeluarkan dari tubuh melalui paru.
a.
Berdasarkan anatomi:
- Saluran
nafas bagian atas : rongga hidung, faring dan laring
- Saluran nafas
bagian bawah; trachea, bronchi, bronchioli dan percabangannya sampai alveoli Berdasarkan fungsionalnya:
Area konduksi: sepanjang saluran nafas berakhir sampai bronchioli
terminalis, tempat lewatnya udara pernapasan, membersihkan, melembabkan &
menyamakan udara dg suhu tubuh hidung, faring, trakhea, bronkus, bronkiolus
terminalis.
Area fungsional atau respirasi: mulai bronchioli respiratory sampai
alveoli, proses pertukaran udara dengan darah.
3. ALAT-ALAT PERNAPASAN
a. HIDUNG
1. Nares
Anterior
Nares anterior adalah saluran – saluran di dalam lubang hidung.
Saluran-saluran itu bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum
(rongga) Hidung. Vestibulum ini dilapisi epitelium bergaris yang bersambung
dengan kulit. Lapisan nares anterior memuat sejumlah kelenjar sebaseus yang
ditutupi bulu kasar. Kelenjar-kelenjar itu bermuara ke dalam rongga hidung.
2. Rongga
Hidung
Rongga hidung dilapisi selaput lendir
yang sangat kaya akan pembuluh darah, bersambung dengan lapisan faring dan
selaput lendir semua sinus yang mempunyai lubang yang masuk ke dalam rongga
hidung. Hidung Berfungsi: penyaring, pelembab, dan penghangat udara yang
dihirup. Septum nasi memisahkan kedua cavum nasi. Struktur ini tipis terdiri
dari tulang dan tulang rawan, sering membengkok kesatu sisi atau sisi yang
lain, dan dilapisi oleh kedua sisinya dengan membran mukosa. Dinding lateral
cavum nasi dibentuk oleh sebagian maxilla, palatinus, dan os. Sphenoidale.
Tulang lengkung yang halus dan melekat pada dinding lateral dan menonjol ke
cavum nasi adalah : conchae superior, media, dan inferior. Tulang-tulang ini
dilapisi oleh membrane mukosa.
Dasar cavum nasi dibentuk oleh os frontale dan os palatinus sedangkan
atap cavum nasi adalah celah sempit yang dibentuk oleh os frontale dan os
sphenoidale. Membrana mukosa olfaktorius, pada bagian atap dan bagian cavum
nasi yang berdekatan, mengandung sel saraf khusus yang mendeteksi bau. Dari
sel-sel ini serat saraf melewati lamina cribriformis os frontale dan kedalam
bulbus olfaktorius nervus cranialis I olfaktorius.
Sinus paranasalis adalah ruang dalam tengkorak yang berhubungan melalui
lubang kedalam cavum nasi, sinus ini berfungsi : memperingan tulang tengkorak,
memproduksi mukosa serosa dan memberikan resonansi suara. Sinus ini juga
dilapisi oleh membrana mukosa yang bersambungan dengan cavum nasi. Lubang yang
membuka kedalam cavum nasi :
Lubang hidung
-
Sinus Sphenoidalis, diatas concha superior
-
Sinus ethmoidalis, oleh beberapa lubang diantara
concha superior dan media dan diantara concha media dan inferior
-
Sinus frontalis, diantara concha media dan
superior
-
Ductus nasolacrimalis, dibawah concha inferior.
Pada bagian belakang, cavum nasi membuka kedalam nasofaring melalui appertura
nasalis posterior.
4. SALURAN PERNAPASAN
a. Faring
adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai
persambungannya dengan oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Maka
letaknya dibelakang hidung (nasofaring) dibelakang mulut (orofaring) dan
dibelakang laring (faring-laringeal)
b. Laring
Laring (tenggorokan) terletak didepan bagian terendah faring yang
memisahkannya dari kolumna vertebra. Berjalan dari faring sampai ketinggian
vertebrae servikalis dan masuk ke dalam trakea dibawahnya.
Laring terdiri atas kepingan tulang rawan yang diikat bersama oleh
ligamen dan membran. Yang terbesar diantaranya ialah tulang rawan tiroid, dan
disebelah depannya terdapat benjolan subkutaneas yang dikenal sebagai jakun,
yaitu disebelah depan leher. Laring terdiri atas dua lempeng atau lamina yang
bersambung di garis tengah. Di tepi atas terdapat lekukan berupa V. Tulang
rawan krikoid terletak dibawah tiroid, berbentuk seperti cincin mohor dengan
mohor cincinnya disebelah belakang ( ini adalah tulang rawan satu-satunya yang
berbentuk lingkaran lengkap). Tulang rawan lainnya ialah kedua tulang rawan
aritenoid yang menjulang disebelah belakang krikoid., kanan dan kiri tulang
rawan kuneiform, dan tulang rawan kornikulata yang sangat kecil.
Terkait di puncak tulang rawan tiroid terdapat epiglotis, yang berupa
katup tulang rawan dan membantu menutup laring sewaktu menelan. Laring dilapisi
jenis selaput lendir yang sama dengan yang di trakea, kecuali pita suara dan
bagian epiglotis yang dilapisi sel epitelium berlapis.
Pita Suara terletak disebelah dalam laring,
berjakan dari tulang rawan tiroid di sebelah depan sampai dikedua tulang rawan
aritenoid. Dengan gerakan dari tulang rawan aritenoid yang ditimbulkan oleh
berbagai otot laringeal, pita suara ditegangkan atau dikendurkan. Dengan
demikian lebar sela-sela anatara pita-pita atau rima glotis berubah-ubah
sewaktu bernapas dan berbicara.
Suara dihasilkan karena getaran pita yang disebabkan udara yang melalui
glotis. Berbagai otot yang terkait pada laring mengendalikan suara, dan juga
menutup lubang atas laring sewaktu menelan.
c. Trakea
Trakea atau batang teggorokan kira-kira 9 cm panjangnya. Trakea
berjalan dari laring sampai kira-kira ketinggian vertebra torakalis kelima dan
ditempat ini bercabanf menjadi dua bronkus (bronki). Trakea tersusun atas 16
sampai 20 lingkaran tak sempurna lengkap berupa cincin tulang rawan yang diikat
bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran di sebelah belakang
trakea; selain itu juga memuat beberapa jaringan otot. Trakea dilapisi selaput
lendir yang terdiri atas epitelium bersilia dan sel cangkir. Silia ini bergerak
menuju keatas ke arah laring, maka dengan gerakan ini debu dan butir-butir
halus lainnya yang turut masuk bersama dengan pernapasan dapat dikeluarkan.
Tulang rawan berfungsi mempertahankan agar trakea tetap terbuka; karena itu,
disebelah belakngnya tidak bersambung, yyaitu di tempat trakea menempel pada
esofagus, yang memisahkannya dari tulang belakang.
Trakea servikalis yang berjalan melalui leher disilang oleh istmus
kelenjar tiroid, yaitu belahan kelenjar yang melingkari sisi-sisi trakea.
Trakea torasika berjalan melintasi mediastenum (lihat gambar 5), di belakang
sternum, menyentuh arteri inominata dan arkus aorta. Usofagus terletak
dibelakang trakea.
d. Kedua bronkus
yang terbentuk dari belahan dua trakea pada ketinggian kira-kira
vertebra torakalis kelima mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi
oleh jenis sel yang sama. Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping
ke arah tampak paru-paru. Bronkus kanan lebih pendek dan lebih lebar dari pada
yang kiri; sedikit lebih tinggi daripada arteri pulmonalis dan mengeluarkan
sebuah cabang yang disebut bronkus lobus atas; cabang kedua timbul setelah
cabang utama lewat dibawah arteri, disebut bronkus lobus bawah
Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing daripada yang kanan, dan
berjalan dibawah arteri pulmonalis sebelum dibelah menjadi beberapa cabang yang
berjalan ke lobus atas dan bawah.
5. RONGGA TORAKS Batas-Batas yang membentuk rongga di dalam
toraks :
a. Sternum dan tulang rawan iga-iga di
depan
b. Kedua belas ruas
tulang punggung beserta cakram antar ruas (diskus intervertebralis) yang
terbuat dari tulang rawan di belakang.
c. Iga-Iga beserta otot
interkostal disamping
d. Diafragma di bawah
e. Dasar leher di atas,
Sebelah kanan dan kiri rongga dada terisi penuh oleh paru-paru beserta
pembungkus pleuranya. Pleura ini membungkus setiap belah, dan memebentuk batas
lateral pada mediastinum
Mediastinum
adalah ruang di dalam rongga dada diantara kedua paru-paru. Isinya jantung dan
pembuluh-pembuluh dara besar, usofagus, duktus torasika, aorta descendens, vena
kava superior, saraf vagus dan frenikus dan sejumlah besar kelenjar limfe.
6. PARU-PARU
Paru-Paru ada dua, merupakan
alat pernapasan utama. Paru-paru mengisi rongga dada. Terletak disebelah kanan
dan kiri dan tengah dipisahkan oleh jantung beserta pembuluh darah besarnya dan
struktur lainnya yang terletak didalam mediastinum . Paru-paru adalah organ
yang berbentuk kerucut dengan apeks (puncak) diatas dan muncul sedikit lebih
tinggi daripada klavikula di dalam dasar leher. Pangkal paru-paru duduk di atas
landai rongga toraks, diatas diafragma. Paru-paru mempunyai permukaan luar yang
menyentuh iga-iga, permukaan dalam yang memuat tampak paru-paru, sisi belakang
yang menyentuh tulang belakang, dan sisi depan yang menutupi sebagian sisi
depan jantung.
a. Lobus paru-paru (belahan paru-paru ).
Paru-paru dibagi menjadi beberapa belahan atau lobus oleh fisura.
Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus dan paru-paru kiri dua lobus. Setiap lobus
tersusun atas lobula. Sebuah pipa bronkial kecil masuk ke dalam setiap lobula
dan semakin bercabang. Semakin menjadi tipis dan akhirnya berakhir menjadi
kantong kecil-kecil, elastis, berpori, dan seperti spons. Di dalam air,
paru-paru mengapung karena udara yang ada di dalamnya.
b. Bronkus Pulmonaris
Trakea terbelah mejadi dua bronkus utama. Bronkus ini bercabang lagi
sebelum masuk paru-paru (lihat gambar 3). Dalam perjalanannya menjelajahi
paru-paru, bronkus-bronkus pulmonaris bercabang dan beranting banyak. Saluran
besar yang mempertahankan struktur serupa dengan yang dari trakea mempunyai
dinding fibrosa berotot yang mengandung bahan tulang rawan dan dilapisi
epitelium bersilia. Makin kecil salurannya, makin berkurang tulang rawannya dan
akhirnya tinggal dinding fibrosa berotot dan lapisan bersilia.
Bronkus Terminalis masuk ke dalam saluran yang disebut vestibula. Dan
disini membran pelapisnya mulai berubah sifatnya; lapisan epitelium bersilia
diganti dengan sel epitelium yang pipih, dan disinilah darah hampir langsung
bersentuhan dengan udara – suatu jaringan pembuluh darah kepiler mengitari
alveoli dan pertukaran gas pun terjadi.
c. Pembuluh Darah dalam Paru-Paru
Arteri Pulmonalis membawa darah yang sudah tidak mengandung oksigen
dari ventrikel kanan jantung ke paru-paru; cabang-cabangnya menyentuh saluran-saluran bronkial, bercabang dan
bercabang lagi sampai menjadi arteriol halus; arteriol itu membelah-belah dan
membentuk kapiler dan kapiler itu menyentuh dinding alveoli atau gelembung
udara.
Kapiler halus itu hanya dapat memuat sedikit, maka praktis dapat
dikatakan sel-sel darah merah membuat baris tunggal. Alirannya bergerak lambat
dan dipisahkan dari udara dalam alveoli hanya oleh dua membran yang sangat
tipis, maka pertukaran gas berlangsung dengan difusi, yang merupakan fungsi
pernapasan.
Kapiler paru-paru bersatu lagi sampai menjadi pembuluh darah lebih
besar dan akhirnya dua vena pulminaris meninggalkan setiap paru-paru membawa
darah berisi oksigen ke atrium kiri jantung untuk didistribusikan ke seluruh
tubuh melalui aorta.
Pembuluh darah yang dilukis
sebagai arteria bronkialis membawa darah berisi oksigen langsung dari aorta
toraksika ke paru-paru guna memberi makan dan menghantarkan oksigen ke dalam
jaringan paru-paru sendiri. Cabang akhir arteri-arteri ini membentuk pleksus
kapiler yang tampak jelas dan terpisah dari yang terbentuk oleh cabang akhir
arteri pulmonaris, tetapi beberapa dari kapiler ini akhirnya bersatu dalam vena
pulmonaris dan darahnya kemudian dibawa masuk ke dalam vena pulmonaris. Sisa
darah itudiantarkan dari setiap paru-paru oleh vena bronkialis dan ada yang
dapat mencapai vena kava superior. Maka dengan demikian paru-paru mempunyai
persediaan darah ganda.
d. Hiilus (Tampuk)Paru-Paru dibentuk
struktur berikut
Arteri Pulmonalis, yang mengembalikan darah tanpa oksigen ke dalam
paru-paru untuk diisi oksigen.Vena Pulmonalis yang mengembalikan darah berisi
oksigen dari paru – paru ke jantung. Bronkus yang bercabang dan beranting membentuk
pohon bronkial, merupakan jalan udara utama. Arteri bronkialis, keluar dari
aorta dan menghantarkan darah arteri ke jaringan paru – paru.. Vena bronkialis,
mengembalikan sebagian darah dari paru – paru ke vena kava superior. Pebuluh
limfe, yang masuk – keluar paru – paru, sangat banyak persarafan. Paru- paru
mendapat pelayanan dari saraf vagus dan saraf simpati. Kelenjar limfe . semua
pembuluh limfe yang menjelajahi struktur paru – paru dapat menyalurkan ke dalam
kelenjar yang ada di tampak paru – paru.
Setiap paru –paru dilapisi membran serosa rangkap dua, yaitu pleura.
Pleura viseralis erat melapisi paru – paru, masuk ke dalam fisura, dan dengan
demikian memisahkan lobus satu dari yang lain. Membran ini kemudian dilipat
kembali di sebelah tampuk paru – paru dan membentuk pleura parietalis, dan
melapisi bagian dalam dinding dada. Pleura yang melapisi iga-iga ialah pleura
kostalis, bagian yang menutupi diafragma ialah pleura diafragmatika, dan bagian
yang terletak di leher ialah pleura servikalis. Pleura ini diperkuat oleh
membran yang kuat bernama membran suprapleuralis (fasia Sibson) dan di atas
membran ini terletak arteri subklavia.
Di antara kedua lapisan pleura itu terdapat sedikit eksudat untuk
meminyaki permukaannya dan menghindarkan gesekan antara paru-paru dan dinding
dada yang sewaktu bernapas bergerak. Dalam keadaan sehat kedua lapisan itu satu
dengan yang lain erat bersentuhan. Ruang atau rongga pleura itu hanyalah ruang
yang tidak nyata, tetapi dalam keadaan tidak normal udara atau cairan
memisahkan kedua pleura itu dan ruang di antaranya menjadi jelas.
7. FISIOLOGI PERNAPASAN
Fungsi paru – paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida.
Pada pernapasan melalui paru-paru atau
pernapasan eksterna, oksigen dipungut melalui hidung dan mulut pada waktu
bernapas; oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronkial ke alveoli, dan dapat
berhubungan erat dengan darah di dalam kapiler pulmonaris.
Hanya satu lapis membran, yaitu
membran alveoli-kapiler, yang memisahkan oksigen dari darah. Oksigen menembus
membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah merah dan dibawa ke jantung.
Dari sini dipompa di dalam arteri ke semua bagian tubuh. Darah meninggalkan
paru – paru pada tekanan oksigen 100 mm Hg dan pada tingkat ini hemoglobinnya
95 persen jenuh oksigen.
Di dalam paru-paru, karbon
dioksida, salah satu hasil buangan metabolisme, menembus membran
alveoler-kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui pipa
bronkial dan trakea, dinapaskan keluar melalui hidung dan mulut.
Empat
proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner atau pernapasan eksterna :
1.
Ventilasi
pulmoner, atau gerak pernapasan yang menukar udara dalam alveoli dengan udara
luar.
2.
Arus
darah melalui paru – paru
3.
Distribusi arus udara dan arus darah
sedemikian sehingga dalam jumlah tepat dapat mencapai semua bagian tubuh
4.
Difusi
gas yang menembusi membran pemisah alveoli dan kapiler. CO2 lebih mudah
berdifusi drpd oksigen.
Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang meninggalkan
paru-paru menerima jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu gerak badan, lebih
banyak darah datang di paru – paru membawa terlalu banyak CO2 dan terlampau
sedikit O2; jumlah CO2 itu tidak dapat dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam
darah arteri bertambah. Hal ini merangsang pusat pernapasan dalam otak unutk
memperbesar kecepatan dan dalamnya pernapasan. Penambahan ventilasi ini
mngeluarkan CO2 dan memungut lebih banyak O2.
Pernapasan jaringan atau pernapasan interna. Darah yang telah
menjenuhkan hemoglobinnya dengan oksigen (oksihemoglobin) megintari seluruh
tubuh dan akhirnya mencapai kapiler, di mana darah bergerak sangat lambat. Sel
jaringan memungut oksigen dari hemoglobin untuk memungkinkan oksigen
berlangsung, dan darah menerima, sebagai gantinya, yaitu karbon dioksida.
Perubahan – perubahan berikut terjadi pada komposisi udara dalam
alveoli, yang disebabkan pernapasan eksterna dan pernapasan interna atau
pernapasan jarigan.
Udara
(atmosfer) yang di hirup:
Nitrogen
..................................................................... 79 %
Oksigen
...................................................................... 20 %
Karbon
dioksida ........................................................ 0-0,4 %
Udara
yang masuk alveoli mempunyai suhu dan kelembapan atmosfer
Udara
yang diembuskan:
nitrogen.......................................................................
79 %
Oksigen.......................................................................
16 %
Karbon
dioksida ........................................................ 4-0,4 %
Daya muat udara oleh paru-paru. Besar daya muat udara oleh paru–paru
ialah 4.500 ml sampai 5000 ml atau 41/2 sampai 5 literudara. Hanya sebagian
kecil dari udara ini, kira-kira 1/10nya atau 500 ml adalah udara pasang surut
(tidal air), yaitu yang di hirup masuk dan diembuskan keluar pada pernapasan
biasa dengan tenang.
Volume udara yang dapat di capai masuk dan keluar paru-paru pada
penarikan napas paling kuat disebut kapasitas vital paru-paru. Diukurnya dengan
alat spirometer. Pada seoranng laki-laki, normal 4-5 liter dan pada seorang
perempuan, 3-4 liter. Kapasitas itu berkurang pada penyakit paru-paru, penyakit jantung (yang menimbulkan
kongesti paru-paru) dan kelemahan otot pernapasan.
8. PENGENDALIAN
PERNAFASAN
Mekanisme pernafasan diatur dan di kendalikan dua faktor utama,(a)
pengendalian oleh saraf, dan (b).
Kimiawi. Beberapa faktor tertentu merangsang pusat pernafasan yang terletak di
dalam mendula oblongata, dan kalau dirangsang, pusat itu mengeluarkan impuls
yang disalurkan saraf spinalis ke otot pernafasan yaitu otot diafragama dan
otot interkostalis.
Pusat pernafasan ialah suatu pusat otomatik di dalam medula oblongata
yang mengeluarkan impuls eferen ke otot pernapasan. Melalui beberapa radiks
saraf servikalis impuls ini di antarrkan ke diafragma oleh saraf frenikus:
Dibagian yang lebih rendah pada sumsum belakang ,impulsnya berjalan dari daerah
toraks melalui saraf interkostalis untuk merangsang otot interkostalis. Impuls
ini menimbulkan kontraksi ritmik pada otot diafragma dan interkostal yang
berkecepatan kira-kira lima belas setiap menit.
Impuls aferen yang dirangsang pemekaran gelembung udara diantarkan
saraf vagus ke pusat pernapasan di dalam medula.
Faktor kimiawi
ini adalah faktor utama dalam pengendalian dan pengaturan frekuensi,
kecepatan,& kedalaman gerakan pernapasan. Pusat pernapasan di dalam sumsum
sangat peka pada reaksi: kadar alkali daah harus dipertahankan. Karbon dioksida adalah produksi asam dari
metabolisme, dan bahan kimia yang asam ini merangsang pusat pernapasan untuk
mengirim keluar impuls saraf yang bekerja atas otot pernapasan.
Kedua pengendalian, baik melalui
saraf maupun secara kimiawi, adalah penting. Tanpa salah satunya orang tak
dapat bernapas terus. Dalam hal paralisa otot pernapasan ( interkostal dan
diafragma) digunakan ventilasi paru-paru atau suatu alat pernapasan buatan yang
lainnya untuk melanjutkan pernapasan, sebab dada harus bergerak supaya udara
dapat dikeluarmasukkan paru-paru.
Faktor tertentu lainnya
menyebabkan penambahan kecepatan dan kedalaman pernapasan. Gerakan badan yang
kuat yang memakai banyak oksigen dalam otot untuk memberi energi yang
diperlukan dalam pekerjaan akan menimbulkan kenaikan pada jumlah karbon
dioksida di dalam darah dan akibatnya pembesan ventilasi paru-paru.
Emosi, rasa sakit,dan
takut,misalnya, menyebabkan impuls yang merangsang pusat pernapasan dan
menimbulkan penghirupan udara secara kuat-hal yang kita ketahui semua.
Impuls aferen dari kulit
mengasilkan efek serupa—bila badan di celup dalam air dingin atau menerima
guyuran air dingin, penarikan pernapasan kuat menyusul.
Pengendalian secara sadar atas gerakan pernapasan mungkin, tetapi tidak
dapat dijalankan lama karena gerakannya otomatik. Suatu usaha untuk menahan
napas dalam waktu lama akan gagal karena pertambahan karbon dioksida yang
melebihi normal di dalam darah akan menimbulkan rasa tak enak.
8. KECEPATAN PERNAPASAN
Pada wanita lebih tinggi dari pada pria. Kalau bernapas secara normal,
ekspirasi akan menyusul inspirasi, dan kemudian ada istirahat sebentar.
Inspirasi-ekspirasi-istirahat. Pada bayi yang sakit urutan ini ada kalanya
terbalik dan urutannya menjadi : inspirasi-istirahat-ekspirasi. Hal ini disebut
pernapasan terbalik.
Kecepatan normal setiap menit:
Bayi baru
............................................................ 30-40
Dua belas
bulan .................................................. 30
Dari dua
sampai lima tahun
.............................. 24
Orang
dewasa..................................................... 10-20
9. GERAKAN PERNAPASAN
Ada
dua saat terjadi pernapasan: (a) inspirasi dan (b) ekspirasi.
a) Inspirasi atau menarik napas
adalah proses aktif yang diselengarakan kerja otot. Kontraksi diafragma
meluaskan rongga dada dari atas sampai ke bawah, yaitu vertikel. Penaikan
iga-iga dan sternum, yang ditimbulkan kontraksi otot interkostalis , meluaskan
rongga dada kedua sisi dan dari belakang ke depan. Paru-paru yang bersifat
elastis mengembang untuk mengisi ruang yang membesar itu dan udara ditarik
masuk ke dalam saluran udara. Otot interkostal eksterna diberi peran sebagai
otot tambahan, hanya bila inspirasi menjadi gerak sadar.
b) Ekspirasi,
udara dipaksa keluar oleh pengenduran otot dan karena paru-paru kempis
kembali yang disebabkan sifat elastis paru-paru itu. Gerakan ini adalah proses
pasif.
Ketika pernapasan sangat kuat,
gerakan dada bertambah. Otot leher dan bahu membantu menarik iga-iga dan
sternum ke atas. Otot sebelah belakang dan abdomen juga dibawa bergerak, dan alae nasi (cuping
atau sayap hidung) dapat kembang kempis.
10. KEBUTUHAN TUBUH AKAN
OKSIGEN.
Dalam banyak keadaan, termasuk yang telah disebut, oksigen dapat diatur
menurut keperluan . Orang tergantung pada oksigen untuk hidupnya; kalau tidak
mendapatkannya selama lebih dari empat menit akan mengakibatkan kerusakan pada
otak yang tak dapat diperbaiki dan biasanya pasien meninggal. Keadaan genting
timbul bila misalnya sorang anak menudungi kepala dan mukannya dengan kantung pelastik dan menjadi mati
lemas. Tetapi penyediaan oksigen hanya
berkurang, pasien menjadi kacau pikiran—ia menderita anoksia serebralis. Hal
ini terjadi pada orang bekerja dalam ruang sempit, tertutup, seperti dalam
ruang kapal, di dalam tank, dan ruang ketel uap; oksigenyang ada mereka
habiskan dan kalau mereka tidak diberi oksigen untuk pernapasan atau tidak
dipindahkan ke udara yang normal, mereka akan meninggal karena anoksemia atau
disingkat anoksia.
Bila oksigen di dalam darah
tidak mencukupi, warna merahnya hilang dan menjadi kebiru-biruan dan ia disebut
menderita sianosis.
Orang yang berusaha bunuh diri
dengan memasukkan kepalanya ke dalam oven gas, bukan saja terkena anoksia,
tetapi jaga menghirup karbon monoksida yang bersifat racun dan yang segera
bergabung dengan hemoglobin sel darah, menyingkirkan isi normal oksigen. Dalam
hal ini bibir tidak kebiru-biruan , melainkan merah ceri yang khas. Pengobatan
yang diperlukan ialah pengisapan dan pemberian oksigen dalam konsentrasi sampai
lima kali jumlah oksigen udara atmosfir atau lima atmosfir.
Disusun oleh :
Ninda Rosdiana Hidayah
M. Leo Sambas
Intan Pandini
Rian Sopandi
Tingkat 2c